Kelahiran |
0 Orang |
Kematian |
0 Orang |
Masuk |
0 Orang |
Pindah |
0 Orang |
Kelahiran |
0 Orang |
Kematian |
0 Orang |
Masuk |
0 Orang |
Pindah |
0 Orang |
26 Ags 2016 08:38:09 1.289 Kali
Tertulis / terdengar cerita daerah pedesaan yang subur, tumbuhan yang menghijau, di atas tanah yang datar ditumbuhi pohon dan semak yang masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun penduduk penduduk dalam kehidupan prinitif, Desa Pamalayan berada 1 Km kearah timur dari Kecamatan Cijeungjing.
Desa Pamalayan, lama – kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa itu. Tak kalah lagi desa Pamalayan sudah terkenal di kalangan penduduk atau desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar kabupaten. Konon cerita di desa ini di huni sebangsa mahkluk halus yang menyerupai anak kecil mencari yuyu ( sejenis kepiting )dan katak pada malam hari, anehnya dari kepala mahkluk ini keluar api yang menyala – nyala bagaikan obor. ( seperti jangkittan ), Mahkluk ini menampakkan diri pada malam hari dan berlokasi di sebelah Selatan ( sekitar Tanah Bengkok Kepala Desa ).
Dari hari – kehari cerita ini tersebar keseluruh manca desa. Banyak orang penasaran atas cerita ini, sehingga tidak sedikit orang ingin membuktikannya. Karena kegemparan cerita ini sehingga beritanya terdengar sampai ke telinga pejabat. Tak hayal lagi para pejabat pada saat itu ingin membuktikannya dengan di sertai para parapunggawa ( Prajurit ).
Waktu menyaksikan sudah tiba, setelah habis magrib menjelang tengah malam rombongan sudah tak sabar lagi terjun ke sawah, apa yang mereka lihat ? mereka melihat sendiri, beberapa anak kecil di ubun – ubun kepalanya keluar apinya bagai obor sedang mencari makanan. Para punggawa tidak percaya dengan pemandangan ini, merasa terancam dan takut atas kejadian yang dilihatnya, akhirnya dilepaskan tembakan mengarah ke mahkluk itu, anehnya bukan malah hilang / mati tetapi sebaliknya, mahkluk ( janggitan ) itu berubah menjadi banyak sehingga memenuhi satu petak sawah. Tidak percaya dengan kejadian yang dilihatnya setelah tembakan yang pertaman Punggawa tidak terima lagi sehingga di lepaskan tembakan ke dua punggawa terperanjat janggitan yang memenuhi satu petak sawah bertambah menjadi banyak sekali dan tak terhitung. Akhirnya di hamparan sawah yang gelap berubah menjadi terang oleh cahaya janggitan itu.
Setelah kejadian itu desa Pamalayan makin termasyur namun bukan siti rejonya tetapi kata janggitan ( PAMALAYAN ) yang identik dengan mahkluk halus ( hantu ). Kepopuleran PAMALAYAN menenggelamkan nama Desa ……………… sehingga Oleh para pejabat pada saat itu Desa Panampanan diganti dengan nama Desa “ PAMALAYAN “.
Tradisi yang muncul setiap tahun setelah era perubahan terjadi, yaitu perubahan menghapus mitos makhluk seram yang bernama PAMALAYAN yang konon mengeluarkan api di kepalanya yang menyebabkan daerah tersebut menjadi terang benderang karena makhluk aneh tersebut.
Tapi kenyataan itu sekarang sudah berubah, justru para warga PAMALAYAN yang di motori oleh para perangkat desa, tokoh, masyarakat dan pemuda, bersatu untuk mengubah PAMALAYAN menjadi ikon baru yang terang benderang di era modern.
Dan benar dari diskusi itulah, seluruh elemen masyarakat dapat mengubah image yang dulu membodohkan dan bersifat menakut-nakuti akhirnya terjawab oleh para profesional muda untuk menciptakan brand baru PAMALAYAN yang semula terang karena makhluk aneh dirubah terang benderang dengan gebyar kembang api dalam setiap ultah desa PAMALAYAN dan progam 300 Lampu di seluruh penjuru desa PAMALAYAN.
Dengan demikian, terang benderanglah desa PAMALAYAN di era modern.
Tertulis dari cerita, konon suatu riwayat yang melegenda, daerah pedesaan yang gembur, tumbuhan yang menghijau tertata di perbukitan, tanah yang datar tumbuh subur pohon dan semak yang setia dan riang menyelimuti alam semesta, diantaranya hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun dalam keterbelakangan, dan tabu terhadap kondisi adat istiadat “Desa Pamalayan” orang menyebutnya. Enam kilometer ke arah Timur dari kota Ciamis. Desa Pamalayan, dari waktu ke waktu menjadi ramai dengan adanya pertambahan Penduduk baik dari penduduk semula yang melahirkan dan para pendatang yang ingin tinggal dan menetap. Tak kalah lagi desa Pamalayan mudah dikenal dikalangan penduduk atau desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar kota kabupaten karena merupakan desa yang kertaraharja dengan Kepala Desa bernama Kuwu Muda Paradja dari sinilah nama desa Pamalayan lahir disesuaikan dengan kondisi Desa dan Penduduk hidup makmur Kertaraharja Gemah Ripah Lohjinawi di bawah Kepemimpinan Kepala Desa bernama Kuwu Muda Paradja yang sekaligus sebagai pemberi nama Desa Pamalayan.Pamalayan berasal dari kata Ka Palay, yang didirikan yang berarti eureun (B.Sunda) atau dalam bahasa Indonesia mempunyai arti Berhenti. Karena dulunya Pamalayan tempat pemberhentian para Raja maupun para Dalem yang mau berburu atau marak ikan (menangkap ikan) dari sungai Cileueur. Adapun peninggalan-peninggalannya sampai sekarang, seperti :
1. Leuwi Kujang, konon dulunya waktu sang Raja sedang marak (menangkap ikan) kujang/kerisnya jatuh ke leuwi tersebut dan tidak ketemu lagi sampai sekarang. Maka leuwi tersebut dinamai “leuwi kujang”,
2. Leuwi Dalem, leuwi tersebut dulunya biasa dipakai marak (menangkap ikan) oleh sang Raja, maka leuwi terebut dinamai “kedung/leuwi dalem”,
3. Ciluncat yang bersejarah tempat luncat (lompat) dari Tenjo Laut Utama/Sancang ke Pangeureunan/Palay di sebelah Barat desa Pamalayan yang diberi nama Pamalayankulon,
4. Bangunan desa Pamalayan yang asalnya sebelah Selatan jalan raya dipindahkan oleh Kuwu Muda Paradja pada tahun ± 1938 dan sekarang menjadi dusun Desa, karena dulunya bekas desa Pamalayan,
5. Dusun Pende yang sohor dengan bakonya hasil bertani dan Pende dengan tempat Pande = Panday hingga sekarang jadi dusun Pende dan bangunan desanya sampai sekarang.
Waktu terus berjalan seiring jaman dan kemajuan dari hasil perjuangan untuk menciftakan sumber daya manusia. Sehingga timbul golongan masyarakat yang kreatif dan berpikiran maju.
Kondisi sekarang sudah banyak berubah, para warga Desa Pamalayan yang di motori oleh para perangkat desa, tokoh masyarakat dan pemuda, bersatu untuk mengubah Pamalayan menjadi Ikon baru yang dikerjakan dalam lembaran Pamalayan untuk mencatat, merencanakan dan melaksanakan pembangunan di era modern.
Dengan demikian, di halaman baru banyak kesempatan untuk Desa Pamalayan dalam menghadapi era modern.
NAMA-NAMA KEPALA DESA PAMALAYAN
No |
Nama Kepala Desa |
Periode |
Keterangan |
1 |
KUWU MUDA PARADJA |
1931-1945 |
KEPALA DESA |
2 |
KEWONG |
1945-1948 |
KEPALA DESA |
3 |
R.O.WIGENA |
1948-1966 |
KEPALA DESA |
4 |
U.HUMAEDI |
1966-1982 |
KEPALA DESA |
5 |
U.RUSMANA |
1982-1990 |
KEPALA DESA |
6 |
ABDUL ROHMAN |
1990-1999 |
KEPALA DESA |
7 |
DRS.U.HASBULLAH |
1999-2007 |
KEPALA DESA |
8 |
DRS.U.HASBULLAH |
2007-2013 |
KEPALA DESA |
9 |
H. SUPARDI |
2014- 2015 |
KEPALA DESA |
10 |
DIDIN |
2015-2016 |
PJS.KEPALA DESA |
11 |
NUNUNG NURSAMSI |
2016-2022 |
KEPALA DESA |
12 |
AGUS LUTFI MANSUR,SH |
2022-2028 |
SEKARANG |
Untuk artikel ini